Selasa, 14 Februari 2012


Emosi Ternyata Mempengaruhi Kesehatan Kulit!

by regina on 5 January 2012 · 0 comments
Kulit yang indah dan sehat, tentu akan membuat pemiliknya menjadi merasa nyaman dan menarik selain juga meningkatkan kepercayaan diri. Hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang memiliki kulit tidak sehat.
Seseorang yang memiliki emosi yang cenderung positif, aka mempengaruhi kulit mereka sehingga terlihat bersinar dan sehat. Hal ini karena pelindung kulit berfungsi dengan normal, kulit juga terhidrasi dengan baik, serta aliran darah yang mengalir lancar.
Sebaliknya, emosi yang negatif akan merudak kulit dalam berbagai cara. Misalnya, ketika stress tanpa sadar Anda akan menggigit-gigit kuku. Pada sebagian orang, stress juga dapat menyebabkan penguapan berlebih pada kulit. Hal ini karena saat stress seseorang cenderung melupakan urusan merawat kulit mereka. Mereka cenderung kurang energi dan motivasi untuk merawat kulit karena sibuk memikirkan permasalahan, yang justru akan memperburuk kesehatan kulit.
Dalam kondisi stress, seseorang akan cenderung makan lebih banyak, merokok, minum alkohol, semua kebiasaan tersebut akan menyebabkan kulit kering, tampak pucat, dan tidak sehat.
Emosi yang negatif yang menyebabkan stress, berbagai penyebabnya adalah lingkungan, pola diet yang salah, kurang olahraga, kurang tidur, sakit, tekanan yang berat. Stress akan memicu pembentukan hormon stress, adrenaline, kortisol, dan DHEA, yang akan menyebabkan berbagai perubahan pada kulit, yakni :
1. Meningkatkan produksi sebum atau minyak yang menyebabkan penyumbatan pori-pori,whitehead, dan blackhead.
2. Mengganggu kemampuan kulit untuk memperbarui atau meregenarasi kulit,membuatnya lebih rentan terserang infeksi. Selain itu juga mempengaruhi fungsi sistem imune.
3. Meningkatkan produksi agen inflamasi neuropeptide, yang membuat kulit menjadi sensitive. Hal ini dapat memicu kulit menjadi kemerahan, terasa perih, dan gatal. Pelepasan neurpeptidan dan senyawa yang diproduksi akibat stress dapat ditekan dengan managemen stress yang baik, seperti yang diutarakan oleh seorang dermatologis.
4. Memperburuk masalah kulit yang sudah ada seperti jerawat, psoriasis, eczemas, dermatitis, dan lain-lain.
5. Selain pada kulit, stress juga berdampak pada rambut. Saat stress, memicu rambut berada pada fase telogen –rambut rontok. Telogen effluvium merupakan permasalahan rambut yang dapat terjadi apabila stress berlangsung lama hingga 1-3 bulan.
6. Mempercepat proses penuaan. Response stress menyebabkan keseimbangan funsi tubuh terganggu, yang menyebabkan terganggunya regulasi sekresi hormon, kemampuan regenerasi sel, dan produksi kolagen. Hal ini akan memicu timbulnya keriput, pigmentasi, dan garis-garis wajah.
>>  Solusi
Meskipun tidak mungkin menghindari stress dalam hidup, namun ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memanagemennya agar tidak mempengaruhi kesehatan kulit.
  • Jangan lupakan kebiasaan mencuci muka, sekalipun Anda sedang merasa tidak enak, atau dalam kondisi emosi yang labil.
  • Perhatikan pola makan Anda! HINDARI mengkonsumsi gula, kafein, junk food, merokok, dan alkohol secara berlebihan, saat sedang stress.
  • Belajar teknik relaksasi, seperti menahan nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, dapat juga dengan meditasi dan yoga, untuk menenangkan pikiran.
  • Lakukan pemijatan pada tubuh agar lebih relak, atau dengan melakukan perawatan spa.
  • Beralihlah ke hobby Anda apabila sedang stress. Lupakan sejenak pikiran yang berat  agar lebih relax.

Tiada ulasan: